Tuesday, August 19, 2008

Pesona Pulau Bunga

Buya Abd Aziz Aru Bone

Diterbitkan di web Indonesianmuslim, 25 Agustus 2008

Pulau Bunga. Itulah nama yang dipopulerkan Presiden Soekarno untuk menyebut Flores yang dalam bahasa Portugis berarti Bunga.

Flores, seperti, halnya Pulau Lembata, Adonara, Solor dan Komodo, dikenal kaya dengan obyek wisata unik dan eksotik. Empat obyek wisata di antaranya sudah dikenal hingga mancanegara, yakni, biawak raksasa komodo di Komodo, taman laut Riung, danau tiga warna Kelimutu, perburuan paus kotaklema di Lamalera dan kain tenun kaya motif Flores yang indah dan mengagumkan. Berbagai objek tersebut berada dalam satu lintas tujuan wisata nasional, yakni, Bali dan Senggigih di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Tapi tidak seperti Bali dan Lombok, obyek wisata di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) belum dikelola secara maksimal. Belum bernilai ekonomis bagi daerah dan penduduknya, pun sepi kunjungan wisata karena miskin promosi.

Tapi andai kata suatu hari anda mengunjungi Pulau Bunga dan ingin menikmati objek wisata di kawasan Nusa Tenggara Timur, maka saya sarankan anda memulainya dengan mengunjungi Pulau Komodo di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores.

Komodo adalah satu-satunya reptil zaman prasejarah yang masih hidup hingga kini. Komodo di dunia satu-satunya hanya ada di kepulauan Komodo! Kadal raksasa itu hidup menyebar di kepulauan Komodo; Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Pulau Gilimotang.
Selain objek wisata kadal raksasa komodo, kawasan laut Taman Nasional Komodo juga menjadi objek wisata tersohor karena kaya berbagai jenis biota laut. Kawasan laut yang seluas 132.572 hektar, menjadi salah satu perairan yang kaya biota laut di dunia.

Data di kantor Kawasan Nasional Komoso menyebutkan, kawasan itu memiliki biota laut terindah di dunia karena bentuk dan warnanya beraneka. Terumbu karang di kawasan itu tercatat 260 jenis. Selain itu, terdapat sedikitnya 1.000 jenis ikan bernilai ekonomi tinggi, seperti, kerapu dan ikan napoleon yang di meja makan para bule Eropa menjadi ikan hidangan super mahal.

Perairan Taman Nasional Komodo juga merupakan tempat berlindung dan bertelur berbagai jenis ikan karang, penyu hijau dan penyu sisik. Perairan yang sama merupakan jalur lintasan sekitar 10 jenis paus, enam jenis lumba-lumba dan ikan duyung.

Setelah puas menikmati keindahan Taman Nasional Komodo, lanjutkan perjalanan anda ke daratan Flores. Dari dermaga Labuan Bajo, naiklah bus yang mengantar anda ke Riung di Kabupaten Ngada yang juga memiliki hamparan laut jernih, pulau kelelawar Ontoloe, serta pulau-pula berpasir putih. Riung juga menyimpan potensi taman laut yang indah dengan aneka kekayaan biota laut yang mampu membaut anda terkesima.

Usai menikmati keindahan alam laut Riung, lanjutkan perjalanan anda ke Ende. Karena wisata anda ke Pulau Bunga belum lengkap jika belum bertandang ke Danau Kelimutu di Kabupaten Ende yang terletak di tengah Pulau Bunga.
Dalam bahasa Ende, Kelimutu merupakan gabungan dari kata “keli” yang berarti gunung dan “mutu” yang berarti mendidih. Ya, Danau Kelimutu merupakan danau vulkanik alias danau yang tercipta akibat aktivitas gunung berapi. Danau Kelimutu merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang sangat terkenal di Pulau Flores, selain Komodo, kampung tradisional Bena, dan taman laut Riung yang indah.

Danau Kelimutu terletak di puncak Gunung Kelimutu di kawasan Taman Nasional Kelimutu. Kelimutu disebut-sebut sebagai salah satu dari sembilan keajaiban dunia. Daerah ini pertama kali ditemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda pada tahun 1915. Kawasan wisata Danau Kelimutu terletak sekitar 51 kilometer dari Kota Ende.

Danau vulkanik itu dianggap ajaib atau misterius karena warna air di tiga danau tersebut berubah-ubah seiring perjalanan waktu. Awalnya Danau Kelimutu dikenal memiliki tiga warna, yakni, merah, putih dan biru. Tapi terakhir kali saya mengunjunginya (kunjungan ketiga pada akhir Mei 2008) saya menyaksikan warna air danau telah berubah menjadi merah muda, coklat dan hijau.

Untuk melihat Danau Tiga Warna itu, pengunjung harus naik hingga ke tugu puncak. Dari puncak gunung itulah, mata anda akan dimanjakan oleh pemandangan tiga danau berwarna yang menakjubkan!

Taman Nasional Kelimutu bukan hanya terkenal karena keajaiban danaunya. Tapi alam yang sejuk dengan pemandangan yang mempesona, dijamin membuat anda ingin berlama-lama.

Kawasan Kelimuti telah ditetapkan sebagai taman nasional sejak 26 Februari 1992. Kawasan ini memiliki luas 5.356,5 hektare yang meliputi tiga kecamatan yakni Detusoko, Wolowaru dan Ndona, Kabupaten Ende.

Jamaknya mengunjungi sebuah daerah, kita pasti ingin membawa pulang cenderamata khas daerah tersebut sebagai buah tangan bagi yang di rumah.

Anda tak perlu khawatir, karena semua daerah di Flores memiliki kerajinan tangan khas. Diantaranya yang paling terkenal adalah tenun ikat dengan pesona motif dan ragam hias beraneka pada setiap kawasan. Saya jamin, anda akan terpikat saat pertama kali menatap secara langsung keeksotikan motif dan bahan kain tenun ikat Flores.

Kain tenun ikat Flores merupakan cenderamata khas bagi para wisatawan asing dan domestik. Pada umumnya tenun ikat Flores dibuat oleh kaum wanita yang memiliki daya cipta dan kreasi seni tinggi.

Setiap daerah Flores menampilkan corak dan ragam hias serta warna yang berbeda-beda. Keragaman motif kain tenun ikat Flores bukan hanya sebatas kreasi seni, tapi pembuatannya juga mempertimbangkan simbol status sosial, keagamaan, budaya dan ekonomi.
Bahkan, ada beberapa motif tertentu yang pembuatannya melalui perenungan dan konsentrasi tinggi, motif dan ragam hiasnya mengandung nilai filosofis, penggunaannya diperuntukkan bagi hal-hal yang berkaitan dengan adat dan budaya, serta menjadikannya sebagai tradisi yang terwaris sampai hari ini.

Berbeda dengan kain tenun dari berbagai kawasan lain di Indonesia yang racikannya dari bahan kimia. Dalam pembuatan kain tenun Flores, pewarnaan kain diracik dari dedaunan dan tumbuhan khas Flores.

Pewarnaan adalah merupakan tahapan yang paling rumit dan lama. Proses pewarnaan untuk sehelai kain harus dilakukan berbulan-bulan oleh orang yang benar-benar ahli agar sari warna yang berasal dari racikan tumbuh-tumbuhan benar–benar meresap pada urat benang.

Beberapa jenis tumbuhan yang biasa digunakan sebagai bahan pewarnaan, yaitu, mengkudu, tarum, zopha, kemiri , ndongu, buah usuk dan lain–lain, sehingga nuansa warna kain tenun ikat NTT terdiri dari: merah, yang dihasilkan dari akar mengkudu dan hitam nila yang dihasilkan dari daun tarum.

Kain tenun Flores harus ditenun dengan alat tenun yang sangat tradisonal, dililit dipinggang wanita penenun, melekat tak terpisahkan.

Kaum wanita biasanya diajarkan cara menenun. Oleh banyak kaum wanita, mempelajari tenunan daerah dipahami sebagai tanggung jawab untuk terus mempertahankan warisan leluhur. Memakai kain tenun ikat daerah dalam aktivitas sehari-hari pun dipandang lebih fashionable dan bergengsi. Bukan hanya karena lebih keren, juga lebih berkarakter.

Dengan proses pembuatan yang lebih rumit dari kain tenun di sejumlah daerah lain, harap anda maklum jika sehelai kain tenun Flores bisa lebih mahal dari kain songket Palembang asli atau batik Jawa asli.

Bagaimana jika kantong anda pas-pasan?
Tak perlu khawatir. Para penenun kain ikat Flores paham jika tidak semua orang mampu membeli kain tenun ikat Flores yang asli, meski semua pasti menginginkannya. Untuk itu, warga berkreasi membuat kain tenun Flores yang pewarnaannya menggunakan bahan kimia guna menekan biaya produksi agar para pelancong dari luar Flores gembira hati membawa pulang oleh-oleh khas dari Pulau Bunga.
Hmm.. jika suatu waktu anda berencana melancong, daftarkan Pulau Bunga sebagai salah satu daerah yang akan anda kunjungi. Daripada di milis mempromosikan Eropa, Meksiko, Malaysia, Hawai, kenapa bukan negeri sendiri? Bukankah negeri kita jauh lebih mempesona dari negeri orang?